Kali ini saya akan menulis review tentang anime yang berjudul Papa no Iukoto wo Kikinasai (パパのいうことを聞きなさい, "Dengarkan apa yang papa katakan!). Judulnya aneh ya? hahaha Iyaaa, judulnya emang aneh. Btw, anime ini juga biasanya disingkat "Papakiki".
Judul : Papa no Iukoto wo Kikinasai!
Tanggal Rilis : 11 januari 2012
Episode : 12
Durasi : 23 Menit per Eps
Genre : Comedy, Romance, Slice of Life
Sumber Cerita : Light novel
Studio : feel.
Sinopsis
Anime ini bercerita tentang Segawa Yuuta, seorang mahasiswa tahun pertama jurusan bahasa di Universitas Tama. Sejak kecil, ia diasuh oleh kakak perempuannya, Segawa Yuri, dikarenakan orang tuanya meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan. Akan tetapi, sekarang Yuuta harus hidup mandiri dan membiayai kuliahnya sendiri lantaran tidak mau merepotkan Yuri yang kini sudah menikah dengan seorang duda yang memiliki 2 orang anak dari 2 pernikahannya yang sebelumnya. Dari pernikahannya dengan sang duda, Yuri melahirkan seorang putri yang kini berumur 3 tahun. Cerita bermula ketika Yuri meminta bantuan Yuuta untuk merawat ketiga anaknya sementara dia dan suaminya pergi berbulan madu ke luar kota. Tidak lama setelah keberangkatan Yuri, berita yang tidak terduga pun sampai …, ternyata pesawat yang ditumpangi Yuri bersama suami mengalami kecelakaan dan menewaskan keduanya. Tentu saja kecelakaan tersebut merupakan pukulan berat bagi Yuuta. Karena dia merasa hanya Yuri-lah satu-satunya keluarga yang ia miliki. Terlebih lagi, kini Yuuta harus mengasuh ketiga anak Yuri dan memulai hidup barunya bersama mereka di kontrakannya yang kecil. Dari sinilah kisah Papakiki bergulir ….
PV
Jalan Cerita
Anime ini menampilkan sebuah kisah drama yang sangat bagus mengenai sekelompok anak muda yang menghadapi perubahan mendadak di dalam kehidupan mereka, dan meski situasinya tergolong sesuatu yang tidak biasa, anime ini berhasil menyusun ceritanya dengan baik untuk membuatnya tetap terasa believable. Namun sayangnya, entah mengapa drama tersebut tidak pernah mampu sampai pada titik yang menggugah hati penonton. Barangkali penyebabnya adalah karena kesulitan - kesulitan yang dihadapi para karakternya dan juga termasuk cara mereka mengatasinya sudah terlalu sering dipakai, sehingga terlalu mudah ditebak. Atau alasan lain yang mungkin adalah, karena menggunakan sudut pandang remaja, anime ini sangat terasa lebih seperti komedi romantis yang terlalu melankolis.
Karakter
Dari Miu yang fashionable hingga Sako yang hentai, karakter - karakter di anime ini tidak ada satu pun yang menonjol, dan sayangnya, hal itu juga bukan berarti bahwa mereka normal dalam wilayah realisme. Semua karakter ini cuma sudah terlalu sering digunakan di anime dan manga, sehingga tidak akan butuh waktu lama sebelum mereka tenggelam di dalam ingatan penonton, tersembunyi di balik karakter - karakter baru yang benar - benar serupa. Sedikit pengecualian mungkin terdapat pada karakter Oda Raika dengan cara bicaranya yang bernada monoton dan tanpa emosi, laksana robot namun tetap bukan seseorang yang pendiam. Hanya saja, sebab tidak pernah ada pengembangan lebih lanjut untuk memberinya ciri khas lebih jauh, karakter ini pun selalu bisa segera terasa umum.
Art
Tidak ada yang istimewa dengan grafis di anime ini. Malah, jika memang harus menyebutkan sesuatu, ada keanehan pada animasi mulut - mulut para karakternya yang sesekali tampak membuka dan menutup di tempat atau waktu yang salah. Hal ini sangat jarang dan jauh dari bisa dikatakan sebagai kesalahan fatal, tetapi tetap saja berpotensi membuat penonton bingung atas ekspresi wajah yang sebenarnya hendak diperlihatkan karakter - karakter tersebut.
Ost
Untuk soundtracknya, saya suka banget Opening dari anime ini. Bukan suka genrenya juga sih, tapi suka sama yang menyanyikan lagunya, mba Eri Kitamura. Dia juga menjadi pengisi suaranya Miu Takanashi. Oh iya, judul lagu Openingnya itu "Happy Girl". Lagu yang cukup memberikan semangat di pagi hari.
Overall
Jalan Cerita : 8 / 10
Karakter : 7 / 10
Art : 6 / 10
Ost : 8 / 10
Papa no Iukoto wo Kikinasai! : 7 / 10
Grafis dan karakterisasinya masih terlalu standar untuk mampu menonjol di antara anime - anime lain. Sementara, storytelling dari kisah drama kehidupan yang menjadi kekuatan terbesar anime ini sedikit telalu melankolis, sehingga seringkali mencegah penonton dari fokus pada drama itu sendiri. Meski demikian, in fairness, kekurangan ini bisa jadi hanyalah masalah perbedaan selera atau intrepretasi, dan dalam hal planning serta penyusunan cerita, anime ini sebenarnya telah melakukan tugasnya dengan cukup baik.
EmoticonEmoticon