February 27, 2018

[Review Anime] Cross Ange: Tenshi to Ryuu no Rondo


Anime ini merupakan anime buatan studio Sunrise yang sebelumnya dikenal sebagai studio yang sudah dikenal membuat anime bergenre Mecha yang fenomenal seperti Code Geass dan tentunya Gundam. Kali ini Sunrise membuat anime Mecha original terbarunya yang berjudul Cross Ange: Tenshi to Ryuu no Rondo. Anime ini menempatkan Mitsuo Fukuda yang dulunya sukses sebagai sutradara Gundam SEED dan sequelnya Gundam SEED Destiny sebagai produser dan creative director anime ini.

Judul : Cross Ange: Tenshi to Ryuu no Rondo
Tanggal Rilis : 5 oktober 2014
Episode : 25
Durasi : 23 Menit per Eps
Genre : Action, Sci-Fi, Mecha
Sumber Cerita : Original
Studio : Sunrise

Sinopsis

Cross Ange menceritakan tentang Ange, atau Angelise, seorang putri yang rasis dari sebuah kerajaan di dunia di mana para manusia bisa menggunakan sihir yang bernama Light of Mana. Di dunia tersebut, terdapat juga ras manusia yang disebut sebagai Norma, yaitu manusia perempuan yang tidak bisa menggunakan sihir, tetapi langsung menetralisir semua sihir yang mereka sentuh. Kaum Norma juga entah kenapa dibenci dan dianggap sangat rendah oleh semua manusia lainnya. Sayangnya Untungnya, Angelise ternyata seorang Norma. Setelah identitasnya ketahuan, Ange kemudian disekap di sebuah pulau dan dibully diharuskan untuk menaiki robot raksasa untuk melawan D.R.A.G.O.N yang mengancam keamanan seluruh umat manusia.

Jalan Cerita
Ada plot mengejutkan yang tersembunyi di balik cerita anime ini. Bukan, "mengejutkan" rasanya masih terlalu dibesar-besarkan. "Tak terduga" mungkin adalah istilah yang lebih tepat, dan tampaknya anime ini mengadopsinya secara berlebihan. Untuk membuat ceritanya "tak terduga", hampir semua insiden dipaksakan terjadi secara tiba - tiba dan tanpa hubungan yang kuat. Setelah Ange dibawa ke Arzenal, misalnya anime ini sengaja menunda-nunda ceritanya berjalan dengan hal - hal sepele yang tidak punya tujuan apa - apa, sebelum kemudian mendadak mengharuskan Ange yang sudah mulai terbiasa pada kehidupan Arzenal untuk kembali ke Kekaisaran Misurugi sekali lagi dengan menggunakan alasan yang paling bodoh. Barangkali jika hanya satu atau dua kali, perkembangan cerita yang "tak terduga" semacam ini masih bisa diterima, tetapi frekuensi yang begitu tinggi menjadikan anime ini terkesan terlalu dibuat-buat. Dan sebagaimana bila menemukan serangkaian peristiwa kebetulan yang muncul terus-menerus, daripada merasa terkejut karenanya, penonton kemungkinan besar justru akan mendapatinya tidak bisa dipercaya dan bahkan sangat konyol. Lalu ditambah lagi dengan beberapa detail yang tidak jelas, seperti sistem upah yang berlaku di Arzenal yang kontra-produktif dengan cara bertempur dalam bentuk tim atau tujuan dan asal-usul sesungguhnya dari Ragnamail yang tidak masuk akal. Satu hal yang bisa diduga dari anime ini adalah kebingungan.

Karakter
Seolah ingin menyamakan diri dengan jalan ceritanya, karakter para tokoh di anime ini juga akan berubah secara tiba - tiba. Sebenarnya perilaku mereka telah digambarkan tepat sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi, bahwa Ange akan terlebih dahulu bersikeras menolak semua perlakuan hina yang dia terima adalah persis reaksi yang diharapkan muncul dari seseorang yang hingga beberapa waktu lalu selalu menjalani kehidupan mewah, dan begitu juga dengan perubahannya kemudian yang akhirnya menerima nasib sebagai seorang Noma bukan terjadi tanpa alasan, hanya saja yang menjadi masalah adalah bagaimana proses perubahan itu sendiri. Transformasi Ange dari dua fase yang disebutkan di atas berlangsung dalam selang waktu yang terlalu singkat, kurang lebih cuma satu menit! Sebelumnya dia hanyalah gadis yang merasa frustrasi dengan segala hal di sekelilingnya, semenit kemudian dia langsung menjadi pejuang tangguh dengan hati yang paling teguh! Maka meski proses tersebut bisa dipahami, bagaimanapun juga akan tetap terasa tidak wajar. Sebagai analogi, tidak ada yang aneh dengan sebongkah es yang mencair menjadi air, tetapi jika terjadi hanya dalam waktu satu detik, bukankah ada yang terasa tidak beres? Dan saat pola yang sama juga terus berulang pada tokoh - tokoh lain yang dimaksudkan mengalami perubahan drastis. Hilda, Salia, Silvia, dan seterusnya, daripada menyajikan sekumpulan kisah tragis yang penuh emosi, pada akhirnya mereka semua cuma akan terlihat konyol.

Art
Animasi para tokohnya terlihat sangat kasar. Gerakan secara umum, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah yang aneh mengisi anime ini dari awal sampai akhir. Barangkali semua hal ini yang juga kemudian menyebabkan voice-acting setiap tokoh terkadang tidak mampu mewakili emosi mereka dengan benar, bahkan termasuk Ange. Memang masih tersedia hiburan berupa animasi CG saat pertempuran Paramail dan Ragnamail yang seru, tetapi secara keseluruhan visual anime ini punya terlalu banyak masalah untuk bisa ditolerir.

Ost
Saya tidak mengerti apa poin bagus dari anime ini selain bagian preview episode berikutnya, di mana Mizuki Nana nampaknya malah menyampaikan keluh kesahnya mengenai anime ini. Bahkan musik komposisi Shikata Akiko dan OP, ED, dan insert song yang dinyanyikan oleh Mizuki Nana di anime ini tidak terdengar spesial.

Overall
Jalan Cerita : 5 / 10
Karakter : 5 / 10
Art : 5 / 10
Ost : 5 / 10
Cross Ange: Tenshi to Ryuu no Rondo : 5 / 10

Besar kemungkinan kalian kesulitan menebak apa yang akan terjadi di cerita anime ini dari episode ke episode. Sayangnya, ini bukan berkat suatu teknik bercerita yang pandai, melainkan cuma karena tahapan - tahapan dari ceritanya memang tidak terhubung dengan baik, dan juga karena beberapa detail penting di dalamnya seperti dimasukkan secara asal-asalan. Siapa yang bisa menebak jika segalanya begitu membingungkan? Visual yang penuh masalah semakin memperburuk keadaan, sehingga satu-satunya hal positif yang tersisa dari anime ini adalah hanya bayang - bayang potensinya.


Next

Related


EmoticonEmoticon