March 08, 2018

[Review Anime] Madan no Ou to Vanadis


Kali ini saya akan membahas anime yang tayang oktober 2014 yaitu anime Madan no Ou to vanadis. Anime ini bergenre Action Adventure dan ada sedikit bumbu - bumbu Romancenya. Anime ini bukan hanya aksinya yang memukau tetapi disini juga membahas strategi dalam perang bagi kalian yg ingin menonton anime ini sebaiknya berumur 17+ karena anime ini mengandung genre Ecchi. Bagi kalian yang ingin mengetahui informasi lebih lanjut tentang Madan no Ou to Vanadis silahkan baca review di bawah ini.

Judul : Madan no Ou to Vanadis
Tanggal Rilis : 4 Oktober 2014
Episode : 13
Durasi : 24 Menit per Eps
Genre : Adventure, Ecchi, Fantasy, Harem, Romance
Sumber Cerita : Light novel
Studio : Satelight

Sinopsis

Di Set di Eropa Barat selama masa perang, Eleanor “Ellen” Vertalia, salah satu Vanadis dari Zhcted, memimpin pertempuran ke Brune. Pada kenyataannya, tujuh Vanadis masing-masing telah menerima senjata ampuh dari Black Dragon untuk memerintah satu dari Zhcted di tujuh wilayah. Kekuatan Vanadis membuat ketakutan dan ketakutan dalam musuh-musuh mereka. Sebuah earl dalam pelayanan negara Brune, seorang pemanah muda bernama Tigre, mendapatkan kekuatan Vanadis langsung setelah dikalahkan di medan perang oleh Ellen. Namun, Ellen memilih untuk mengampuni nyawanya setelah menyaksikan keahliannya, tapi sebagai gantinya ia diminta untuk melayani dia.

Jalan Cerita
Jalan cerita di anime ini telah dipersiapkan dengan sangat baik. Semua insiden, mulai dari bagaimana awalnya Tigre sampai bisa bersama dengan Eleonora sampai kemudian perkembangan selama peperangan mereka dengan Thenardier, sudah diatur secara rapi sehingga tidak ada satu pun yang terasa dipaksakan atau terjadi secara tiba - tiba. Meski beberapa rincian memang masih tampak sengaja dilebih-lebihkan, seperti bala bantuan pasukan Tigre yang dengan dramatis muncul tepat pada waktu dia benar - benar membutuhkannya, hal tersebut tidak pernah menjadikan anime ini sampai terkesan melewati batas logika, bahkan ketika para tokohnya menggunakan kekuatan - kekuatan supranatural dan hewan - hewan mitos sebagai salah satu senjata mereka. Lagipula, mempertimbangkan bahwa perang yang kejam dan brutal biasanya bukanlah tontonan yang menarik untuk disaksikan, dramatisasi semacam ini sesungguhnya merupakan bumbu penyedap yang kehadirannya mudah untuk dimaklumi. Sayang sekali, anime ini ternyata tidak cukup peduli untuk juga menulis cerita khusus bagi Tigre dan Eleonora demi memberi peperangan mereka sisi yang lebih personal . anime ini hanya sekedar membangun situasi harem lalu meninggalkan mereka begitu saja di dalamnya, namun jika penonton mampu mengabaikan satu kekurangan itu, anime ini termasuk yang terbaik dalam hal mengisahkan sebuah peperangan.

Karakter
Walaupun anime ini memiliki cukup banyak tokoh dan masing - masing sebenarnya sudah diberikan deskripsi karakter yang jelas, hal ini ternyata tidak terlalu berarti di dalam cerita. Sebab ketika perang telah dimulai, secara garis besar semua tokoh akan segera terkumpul cuma menjadi tiga jenis karakter: Tigre dan para Vanadis adalah orang - orang yang teguh dan berkemauan keras, lawan - lawan mereka adalah orang - orang yang paling licik dan jahat, lalu para kesatria yang bertempur untuk kedua belah pihak hanyalah gambaran umum tentang orang - orang dengan keberanian dan harga diri. Alhasil, anime ini tidak pernah terkesan lebih daripada sekadar sebuah catatan perang di dalam lembaran sejarah Brune, dan bukan sebagai konflik antara berbagai kepentingan dari tokoh - tokoh yang terlibat di dalam perang tersebut. Bagi penggemar kisah epik yang lebih mengutamakan insiden - insiden yang terjadi di sepanjang jalannya peperangan, kekurangan ini tentu bukan masalah besar, namun penonton yang berharap untuk mengetahui lebih jauh daripada sebatas siapa yang menang dan siapa yang kalah mungkin akan mendapati anime ini masih cenderung terasa hampa.

Art
Kualitas visualnya standar, dan bahkan terkadang dapat turun menjadi sangat rendah. Masalah - masalah, seperti gambar para tokoh yang buruk dan sinkronisasi yang keliru antara animasi dengan gambar latar atau dengan voice-acting, konstan selalu muncul di semua episode. Akan tetapi, anime ini ternyata juga bisa terlihat cukup bagus pada momen - momen penting, maka mungkin kualitas yang terus berubah-ubah ini terjadi hanyalah karena alasan efisiensi. Dengan kata lain, anime ini sebenarnya tahu cara untuk menyajikan visual yang menarik, tetapi keterbatasan sumber daya memaksanya untuk cuma memilih adegan - adegan tertentu saja, dan hal ini paling jelas tampak dari bagaimana visual yang buruk seakan muncul hanya pada saat ketika Tigre dan tokoh - tokoh lainnya sedang bersantai, namun pemaparan yang mendetil kemudian diberikan ketika mereka mulai bertempur. Oleh sebab itu, meski anime ini tidak akan pernah mampu memukau siapapun, pilihannya untuk senantiasa mengutamakan fungsi sebagai medium atas ceritanya merupakan kebijakan yang patut dihargai.

Ost
Saya tak bisa bicara banyak soal musiknya,Yang jelas musiknya lumayan terdengar bagus. Lagu pembuka yang dibawakan Konomi Suzuki , serta lagu penutup yang dibawakan Hitomi Harada sama - sama punya iringan orkestra yang memberikan warna kolosal. Awalnya sih saya enggak langsung suka, tapi makin ke sananya terasa terdengar cukup bagus.

Overall
Jalan Cerita : 8 / 10
Karakter : 7.5 / 10
Art : 7.5 / 10
Ost : 8.2 / 10
Madan no Ou to Vanadis : 8 / 10

Okelah sekian dulu saja review tentang anime Madan no Ou to Vanadis, untuk lebih jelasnya kalian bisa tonton langsung dan saksikan sendiri.


Next

Related

2 komentar


EmoticonEmoticon