March 22, 2018

[Review Anime] Kanojo ga Flag wo Oraretara


Kanojo ga Flag wa Oraretara atau If Her Flag Breaks adalah sebuah anime adaptasi yang dikerjakan oleh Hoods Entertainment dengan Ayumu Watabane sebagai sutradaranya. Anime ini dirilis pada 7 April 2014 hingga 30 Juni 2014 dengan 13 episode. 

Judul : Kanojo ga Flag wo Oraretara
Tanggal Rilis : 7 April 2014
Episode : 13
Durasi : 24 Menit per Eps
Genre : Comedy, Harem, Romance, School
Sumber Cerita : Light novel
Studio : Hoods Entertainment

Sinopsis

Hatate Souta memiliki kemampuan untuk melihat Flag, yaitu indikasi bahwa seseorang akan menjalani suatu event yang menentukan arah kehidupan selanjutnya, dan jika perlu, Souta juga tahu bagaimana cara mematahkan Flag tersebut demi mencegah event itu terjadi. Ketika masuk ke SMA Hatagaya, merasa bahwa kemampuannya adalah pembawa sial, Souta akan mematahkan Flag setiap orang yang berusaha mendekatinya. Namun kemudian dia menemukan keanehan pada beberapa orang gadis, seperti Flag milik Mahougasawa Akane yang selalu muncul kembali, Flag Shoukanji Kikuno yang mampu mengelak, atau bahkan Nanami Knight Bladefield yang tidak punya Flag sama sekali. Dan setelah dia tinggal bersama mereka di Asrama Quest, para gadis itu ternyata menjadi kunci yang mengungkap rahasia di balik kemampuan Souta.

Jalan Cerita
Seorang pemuda dan sembilan orang gadis. .... Maaf, yang benar adalah dua orang pemuda dan tujuh orang gadis, satu robot, dan seorang nenek!? .... Yang penting, anime ini adalah anime harem, yang kemungkinan besar siapapun akan langsung menduganya berupa sebuah kisah komedi romantis dengan tokoh utama seorang pemuda yang super baik hati yang dikelilingi oleh gadis - gadis (dan lainnya) yang tergila-gila kepadanya. Dan pada awalnya dia memang begitu, tetapi barangkali anime ini kemudian memutuskan untuk mengejutkan semua orang, maka pada suatu titik di tengah - tengah ceritanya, anime ini mendadak berubah serius. Daripada menyebutkan kemampuan melihat Flag milik Souta hanya sebagai kekuatan ajaib yang muncul tiba - tiba, anime ini berusaha memberinya latar belakang yang panjang dan rumit, dan para gadis itu (dan lainnya) bertemu serta berkumpul di sekeliling Souta bukan secara kebetulan, melainkan sudah ditakdirkan sejak lama. Harus diakui, keputusan untuk keluar dari kebiasaan yang ada seperti ini merupakan upaya yang sangat berani dan patut dipuji, terutama karena komedi romantis di anime ini juga tidak cukup menjanjikan, tetapi sayangnya, upaya tersebut tidak berhasil. Sisi serius tadi pada akhirnya tidak pernah dibangun dengan baik. Ada terlalu banyak situasi yang tidak lazim bagi penonton, dan juga pengungkapan baru yang berulang kali memutar balikkan pengetahuan sebelumnya, sementara anime ini menjelaskan semuanya dengan terlalu terburu-buru dan tidak rapi, sehingga hasil akhirnya hanya bisa dikategorikan sebagai karya yang kacau. Tidak sulit menangkap apa yang ingin dia sampaikan, dan sebenarnya ide anime ini menyimpan potensi yang luar biasa menarik, tetapi tanpa perencanaan yang matang, potensi itu tidak bisa terwujud.

Karakter
Anime ini memiliki masalah yang serupa sebagaimana kebanyakan anime genre harem lainnya, yaitu bahwa para tokoh gadisnya semua tampak sama. Masing - masing mereka memang diberikan perilaku yang berbeda, tetapi ini berfungsi sebatas hanya sebagai dasar bagi penonton untuk menetapkan pilihan favorit, sedangkan sebagai elemen cerita, mereka tidak punya ciri khas yang cukup unik untuk mewakili perspektif tertentu. Tokoh Souta terasa sedikit lebih istimewa, sebab dia ternyata mengalami pengembangan karakter sejak sebelum hingga setelah dia bertemu dengan para gadis tersebut, dari seorang pemuda yang suram dan penyendiri menjadi seseorang yang percaya akan kebersamaan. Sejalan dengan ceritanya yang mendadak berubah dari komedi romantis ke drama sci-fi, pengembangan ini tampaknya juga tidak direncanakan dengan baik, sehingga perubahan karakter Souta seolah hanya terpicu seketika oleh satu insiden daripada melalui proses yang bertahap, tetapi setidaknya perubahan tersebut masih masuk akal, mudah dipahami, dan jika mempertimbangkan genre cerita yang biasanya tidak terlalu peduli dengan karakter para tokohnya, sudah cukup menyegarkan.

Art
Mungkin paling tepat jika dikatakan bahwa visual anime ini memiliki kualitas yang standar. Animasi gerakan para tokohnya tidak cukup halus, bahkan sesekali terdapat kesalahan dengan garis - garis yang tidak berada pada tempat yang semestinya ketika tokoh - tokoh tersebut saling berinteraksi. Namun, anime ini juga mampu memperlihatkan setiap kejadian dengan cukup jelas, yang sedikit membantu pada bagian - bagian cerita yang rumit. 

Ost
BGM sudah bagus, setiap scenenya terasa lebih enak untuk ditonton, apalagi saat adegan Comedy sama Romancenya. Untuk pemilihan Opening serta Endingnya sesuai dengan anime ini. Openingnya yang terdengan kawaii sudah cukup sebagai pengantar untuk berlanjut ke bagian story, begitu juga dengan Endingnya. Openingnya sendiri diisi "Cupid Review (クピドゥレビュー) by Aoi Yūki sedangkan Endingnya ada "Kanojo ga Flag o Tateru Wake" (彼女がフラグを立てる理由) by Yell. 

Overall
Jalan Cerita : 6.5 / 10
Karakter : 7 / 10
Art : 8 / 10
Ost : 8 / 10
Kanojo ga Flag wo Oraretara : 7.2 / 10

Anime ini penuh dengan tokoh - tokoh gadis yang jatuh cinta tanpa alasan yang jelas, tetapi juga serius memikirkan pengembangan karakter sang tokoh utama dan berusaha membangun cerita yang lebih dalam yang bukan sekadar tentang memperebutkan hati seorang pemuda. Sayangnya, karena perencanaan yang kurang matang, anime ini akhirnya gagal mencapai tujuannya. Cerita yang dihasilkan terasa begitu kacau, sehingga meski jelas tampak berbeda, hal itu tidak secara otomatis menjadikan anime ini lebih baik. 


Next

Related


EmoticonEmoticon