December 08, 2017

[Review Anime] Neon Genesis Evangelion


Neon Genesis Evangelion, Salah satu anime mecha yang sangat terkenal di Jepang pada era 90-an, sampai sekarang. Anime yang terlalu dalam untuk dimengerti oleh banyak orang,.  Anime ini tidak terlalu terkenal di Indonesia, maka dari itu, fandomnya sangat sedikit di negara ini. Dan pada kali ini, saya akan mereview anime ini yang masih menjadi perdebatan di kalangan fandomnya.

Judul : Neon Genesis Evangelion
Tanggal Rilis : 4 Oktober 1995
Episode : 26
Durasi : 24 Menit per Eps
Genre : Action, Sci-Fi, Dementia, Psychological, Drama, Mecha
Sumber Cerita : Original
Studio : Gainax, Tatsunoko Production

Sinopsis
Pada tahun 2015, para malaikat berukuran besar dan sangat kuat, mesin perang alien, muncul di Tokyo untuk kedua kalinya. Satu-satunya harapan bagi kelangsungan hidup umat manusia adalah Evangelion, mesin tempur humanoid yang dikembangkan oleh NERV,sebuah lembaga khusus PBB. Kelemahan Evangelion, yaitu terbtasnya jumlah orang yang mampu untuk mempiloti mereka. Hanya segelintir remaja, yang lahir empat belas tahun lalu, sembilan bulan setelah Malaikat pertama muncul. Salah satunya adalah Shinji Ikari, seorang anak dari orang yang memimpin NERV. Terjebak di dalam pusaran pertempuran dan peristiwa yang tidak dia mengerti, Shinji dipaksa untuk tidak hanya berperang, tetapi juga bertahan hidup, atau dia akan kehilangan segalanya.

Jalan Cerita
Hanya satu kata saja untuk mendeskripsikan story dari Neon Genesis Evangelion, kompleks. Neon Genesis Evangelion memang sangat, sangat kompleks bahkan bagi Fandomnya sendiri (Bahkan sampai sekarang, masih banyak perdebatan mengenai cerita pada anime ini). Pada episode awal, mungkin anime ini akan terlihat seperti anime mecha kebanyakan, melawan monster setiap minggu. Tapi, semua berubah setelah Hideako Anno, sang sutradara mengganti ceritanya menjadi masalah psikologis, dan karena itu anime ini bisa dibilang sangat kompleks. Actionnya sendiri sangat thrilling bagi saya, tapi yang saya tidak mengerti adalah unsur psikologisnya. Nanti saya akan jelaskan di bagian karakter. Pada seri ini, terdapat 2 ending yang berbeda, yaitu Ending TV (Episode 25 dan 26) dimana pada ending ini, hanya berisi pemikiran dari setiap karakter. Dan Ending animenya, The End of Evangelion (Episode 25′ dan 26′) yang menghadirkan cerita yang lebih Action.

Karakter
Di Neon Genesis Evangelion, terdapat 3 karakter utama, yaitu  Shinji Ikari, Rei Ayanami, dan Asuka Langley Souryuu. 3 karakter ini memiliki sifat - sifat yang berbeda juga, contohnya Shinji yang terlihat suka depresi, Rei yang terlalu dingin, dan Asuka yang egois. Saya sendiri susah merelasikan mereka satu dengan yang lain. Selama jalannya cerita, karakter - karakter ini bertumbuh semakin baik hingga pada pertengahan seri, dimana hampir semua karakter mengalami depresi. Supporting castnya sendiri tidak terlalu banyak, tapi hanya sedikit yang berperan penting dalam cerita ini.

Art
Bagi kalian yang jarang menonton anime lawas, mungkin akan menganggap bahwa kualitas animasi pada anime ini mungkin sedikit jelek. Tapi bagi beberapa orang, animasi ini terlihat realistik untuk anime yang tayang pada tahun 90-an. Bagi saya sendiri, Art pada animasinya sendiri tidak terlalu unik, hampir sama seperti studio kebanyakan. Hideako Anno memang membuat Art pada anime ini agar terlihat dark agar setara dengan genrenya, dan memang Art yang gelap memang terlihat cocok dengan anime ini. Saat menjelang akhir episode, Studio Gainax mendapatkan pemotongan budget dan kritikan dari para produser (TV Tokyo) sehingga animasi pada endingnya direvisi habis-habisan, bahkan ceritanya sendiri diganti. Original Endingnya kembali diangkat menjadi Film The End of Evangelion yang animasinya lebih bagus daripada TV Endingnya.

Ost
Seiyuu para MC sudah cocok dengan karakternya masing - masing, tapi ada satu seiyuu yang menurut saya kurang dalam berakting, yaitu seiyuu  dari Ikari Gendou. Kenapa? Karena pada beberapa scene seperti berteriak dll, entah kenapa intonasi suaranya sama saja seperti tidak berteriak. Pada versi DVDnya (mungkin berlaku pada bersi BD dan TVnya), unsur Stereo bisa dikatakan terlalu berat. Maksudnya adalah ketika karakter sedang berbicara pada sebelah kanan scene dan karakter itu jauh dari kameranya, maka suaranya juga terikut ke kanan dan mengecil, karena karakternya jauh. Hal ini sedikit mengganggu saya karena setiap kali hal ini terjadi, saya harus mengatur ulang volumenya lagi. Background Musicnya sendiri sudah cocok dengan scene - scene di anime ini, dan sangat membantu dalam meningkatkan ketegangan di setiap scene. Lagu Opening dari Neon Genesis Evangelion, A Cruel Angel’s Thesis sangat terkenal pada tahun 90an karena lagunya yang catchy dan enak di dengar, bahkan masuk dalam artikel “Top 25 Best Anime Opening Songs of All Time” di MyAnimeList. dan untuk Lagu endingnya sendiri, Fly Me to the Moon bagi saya sangat enak didengar, karena unsur swing-jazznya sehingga bisa menenangkan orang setelah menonton anime ini.

Overall
Jalan Cerita : 5 / 10
Karakter : 8 / 10
Art : 8 / 10
Ost : 7 / 10
Neon Genesis Evangelion : 6.8 / 10

Meskipun cerita yang kompleks dan kualitas animasi yang menurun sepanjang berjalannya cerita, saya sendiri suka dengan seri ini. Sampai - sampai saya menonton Tetralogi dari Rebuild of Evangelion (Versi Remake dari anime ini, nanti saya akan ulas setelah menonton ketiga filmnya). Tapi mungkin beberapa orang tidak akan menonton anime ini karena terlihat aneh. Saya sendiri tidak memiliki rencana untuk me-rewatch anime ini kembali. Seri ini akan selalu dikenang oleh saya dan fandom Evangelion karena endingnya yang absurd. Bagi kalian yang suka dengan anime Mecha, Psychological, maupun Action mungkin akan tertarik dengan anime yang mengubah persepsi mecha pada tahun 90-an ini.

Next

Related

1 komentar


EmoticonEmoticon