Saya enggak tahu harus berkata apa tentang anime ini. Agak enggak enak juga bilangnya, hanya 10 episode dengan cerita sedikit menarik namun dengan pembawaan yang cukup membosankan. Entahlah, tapi saya tetap menontonnya hingga akhir episode.
Judul : Isuca
Tanggal Rilis : 24 januari 2015
Episode : 10
Durasi : 23 Menit per Eps
Genre : Action, Comedy, Ecchi, Romance, School, Seinen, Supernatural
Sumber Cerita : Manga
Studio : Arms
Sinopsis
Meski dengan penampilan yang biasa - biasa saja, Asano Shinichirou sesungguhnya adalah Magan, yaitu pemilik kemampuan langka untuk segera mengetahui Mana atau nama sesungguhnya dari makhluk Youma dan orang-orang yang menggunakan kekuatan roh. Ketika dia sedang mencari tambahan uang, gurunya mengirim Shinichirou untuk bekerja sebagai pembantu di rumah Shimazu Sakuya, gadis calon pewaris posisi kepala Klan Shimazu yang telah memburu dan membasmi Youma sejak Zaman Kamakura, dan setelah mengetahui bahwa ternyata dia juga memiliki kekuatan roh yang sangat besar, Shinichirou pun menjadi aset berharga bagi Sakuya dan Klan Shimazu saat mereka menghadapi seorang musuh misterius.
Jalan Cerita
Isuca ini bercerita tentang lelaki yang mencari pekerjaan untuk membiayai kehidupannya karena orang tuanya pergi jauh, dan uang kirimannya tidak cukup. Dan lelaki ini bertemu dengan seorang guru yang membuatnya untuk bekerja sebagai pembantu di keluarga Shimazu. Perlu kalian tahu, Shimazu itu memiliki kekuatan untuk mengusir roh jahat yang datang ke dunia. Jujur saja, awal episode saya dibuat kaget dan sempat berpikir, “Wah, kayaknya bakal seru, nih.” namun ternyata eksekusi cerita cukup buruk dengan karakter utama yang membuat saya jengkel. Oh, apa ada yang tahu komik Miracle Kiss? Entah kenapa saya ingat komik itu ketika menonton Isuca, pasalnya, adegan ciumannya membuat sang tokoh utama, si perempuan menjadi hebat. Benar, Asano Shinichirou, tokoh laki - laki di sini memiliki kekuatan bila bibirnya tersentuh bibir orang lain maka kekuatan yang disentuh akan bertambah. Menarik, bukan? Saya juga berpikir begitu. Sisanya, silakan kalian tonton.
Karakter
Asano membuat saya jengkel, sifatnya yang begitu bodoh tidak karuan benar - benar membuat saya jengkel. Meski mungkin ada beberapa pendapat kalau karakter dengan sifat bodoh biasanya ujung-ujungnya paling hebat. Yah, saya akui itu. Tapi tidak untuk Isuca, gimana ya bilangnya, benar - benar enggak berguna, cuma mengandalkan ciuman, gaya bertarung pun tidak ada kemajuan. Dan, Sakuya Shimazu, gadis keluarga Shimazu yang Tsundere, entahlah, kadang Tsundere itu bisa membuat penonton jengkel juga. Tapi saya suka dengan dia.
Art
Wah, studio Arms, ya? Artnya lumayan, sih. Meski ada beberapa adegan yang gerakannya hanya diulang-ulang. Dan penggambaran saat adegan bertarung pun tidak begitu dibuat heboh, paling darah yang keluar dibuat seperti air mancur yang muncrat dengan begitu hebat. Oh, untuk sensor saya tidak mempermasalahkannya. Tinggal menunggu cakram biru saja kalau mau tanpa sensor.
Ost
Jujur saja, efek suara yang diberikan tidak begitu heboh, bisa saya katakan BIASA. Lagu pembuka dan penutup meski saya tidak pernah melewatkannya dan pasti saya dengarkan, tapi saya tidak begitu suka. Ilustrasi lagu penutup dibuat seperti boneka, entahlah, mungkin 3D?. Lagu Pembuka: “Never say Never” oleh Afilia Saga dan Lagu Penutup: “Somebody to love” oleh TWO-FORMULA.
Overall
Jalan Cerita : 6 / 10
Karakter : 7 / 10
Art : 7.5 / 10
Ost : 5 / 10
Isuca : 6 / 10
Saya hanya menikmati plot yang ada. Sudah, itu saja.
EmoticonEmoticon