November 30, 2017

[Review Anime] Urara Meirochou


Banyak orang yang menonton anime dilihat dari genrenya. Meski memiliki genre keseharian, tapi biasanya mereka akan memikirkan dulu apakah anime “ini” termasuk bagus dan layak ditonton?. Urara Meirochou atau bisa disebut Urara di Kota Labirin. Memiliki cerita keseharian yang bisa dikatakan animenya para lolifag. Tapi kembali lagi, tergantung dari pandangan seseorang. Ada yang menonton ini karena suka dengan genre keseharian dan tidak serius, ada juga yang nonton karena keimutan para karakternya. Jadi kalian yang mana?

Judul : Urara Meirochou
Tanggal Rilis : 6 Januari 2017
Episode : 12
Durasi : 24 Menit per Eps
Genre : Slice of Life, Comedy, Fantasy, Seinen
Sumber Cerita : 4-koma manga
Studio : J.C.Staff

Sinopsis
Meiro-machi atau Kota Labirin, sebuah kota yang dipenuhi oleh para peramal. Di kota tersebut, ada sebuah toko ramalan bernama Urara. Urara mengispirasi para gadis dari segala penjuru dunia untuk menjadi peramal. Chiya, seorang gadis yang dibesarkan di gunung, datang ke kota tersebut dengan sebuah tujuan yang masih menjadi misteri. Di kota itu, Chiya bertemu dengan Kon yang selalu serius dalam berbagai hal, Koume yang sangat menyukai segala hal tentang budaya Barat, dan si pemalu Nono. Bagaimanakah hari-hari mereka saat menjadi peramal pemula?

Jalan Cerita
Urara Meirochou ini memiliki konsep cerita yang lumayan unik. Di mana sang karakter utama datang ke Kota Labirin (Meirochou) untuk mencari sosok ibunya. Padahal, kalau dilihat sebenarnya banyak gadis berusia 15 tahun datang ke Labirin sengaja karena untuk menjadi Urara. Tapi berbeda dengan Chiya, sang karakter utama. Dia bahkan enggak tahu apa itu Urara. Urara adalah peramal yang memiliki kekuatan untuk meramal yang kebanyakan hidup di dalam Kota Labirin. Karena memang bila hidup di luar kota tersebut, biasanya akan dianggap aneh dan berbeda dari yang lain. Diperjalanannya, Chiya bertemu Kon Tatsumi. Kon adalah gadis berusia 15 tahun juga yang memang sengaja datang ke Kota Labirin untuk menjadi Urara. Lalu bertemu lagi dengan Koume Yukimi yang memiliki tujuan sama seperti Kon. Nah, kebetulan untuk masuk ke dalam Kota Labirin itu tidak mudah. Chiya sendiri masuk ke dalam juga tidak asal. Dia disuruh kerabatnya di hutan untuk membawa surat pengantar Natsume-ya. Begitu juga dengan Kon dan Koume. Natsume-ya merupakan kedai teh yang di mana semua kedai teh dalam Kota Labirin menerima Urara untuk berlatih atau sebut saja belajar untuk menjadi Urara. Natsume-ya sendiri tempat pelatihan Urara peringkat 10. Sesuai dengan distrik di dalam kota. Ada 10 distrik dan memiliki aturan di mana Urara peringkat 10 tidak boleh masuk ke dalam distrik 9, 8, 7, dan seterusnya. Kecuali kalau mereka sudah menjadi Urara peringkat 9, baru boleh keluar-masuk distrik 9 maupun 10. Di Natsume-ya Chiya, Kon, dan Koume dipertemukan dengan guru mereka, namanya Bu Nina Natsume, dan adiknya yang juga akan ikut belajar bersama mereka yang bernama Nono Natsume. Dengan begitu, mereka berempat pun mulai belajar menjadi Urara di Natsue-ya. Anime ini memiliki alur maju dengan beberapa cerita menarik dari setiap karakter. Misalnya kilas balik dari setiap karakter untuk mengetahui kehidupannya. Meski bergenre keseharian, tapi anime ini menurut saya lumayan serius juga. Memang setiap episodenya tidak begitu dibuat penasaran, sih. Malahan selalu berbeda cerita, tapi dengan inti yang sama. Yaitu belajar menjadi peramal (Urara).

Karakter
Saya mungkin akan menjelaskan 4 tokoh yang menjadi karakter utamanya. Yaitu Chiya, Kon Tatsumi, Koume Yukimi, dan Nono Natsume. Masing - masing memiliki kekuatan ramalannya. Bahkan bukan hanya mereka, semua Urara di Kota Labirin memiliki metode ramalannya sendiri, seperti Kon yang meramal dengan kertas Kokkuri, atau Koume dengan pendulumnya. Chiya sendiri karena tujuan awal memang mencari ibunya, jadi dia tidak punya kekuatan meramal. Dia hanya ikut menjadi murid di Natsume-ya tanpa tahu apa itu Urara. Untungnya ketiga temannya sangat mendukung dan membantu Chiya dalam menghadapi kesulitan. Dan meskipun tidak bisa meramal. Karena memang karakter utama, Chiya ini memiliki kemampuan yang tidak dimiliki teman-temannya. Yaitu bisa melihat hantu. Hantu di sini maksudnya Dewa. Yap, di Kota Labirin dipercaya banyak Dewa. Malahan para Urara sendiri bisa meramal karena dipinjami kekuatan oleh para Dewa. Nah inilah yang membuat Chiya spesial. Kon yang mengetahuinya bahkan sampai iri. Dia sudah belajar di rumah sebelum datang ke Kota Labirin, tapi dia merasa kalah sama Chiya yang datang ke Kota Labirin tanpa tahu apa - apa tapi bisa melihat bertemu Dewa. Lalu Kon Tatsumi, Dia gadis paling cerdas. Soalnya kalau ujian selalu betul semua. Hanya saja, dia ini baru pertama kali punya teman. Sebelum datang ke Kota Labirin, dia ini selalu mengurung diri di perpustakaan di rumah cuma buat belajar jadi Urara. Tapi kalau ada apa - apa, dia paling bisa diandalkan. Koume Yukimi, dia datang ke Kota Labirin bukanlah tanpa alasan. Memang untuk menjadi Urara, tapi alasan menjadi Urara karena untuk bertemu dengan penyihir. Dulu, dia berteman dengan penyihir dari Perancis, lalu karena alasan tertentu penyihir itu pergi. Dan Koume pun berkeinginan menjadi penyihir paling hebat biar bisa bertemu lagi dengan sang penyihir. Tapi karena penyihir itu sangat tabu, jadi Koume memutuskan untuk menjadi Urara paling hebat dan datang ke Kota Labirin. Koume orangnya suka banget makan jajanan. Dia ini yang paling modis diantara teman-temannya di Natsume-ya. Oh, iya, metode meramalnya adalah pendulum. Yaitu meramal arah dengan menggunakan pendulum (semacam kalung), nanti pendulumnya bergerak nunjukin arah yang di tuju. Selain itu, pendulumnya suka diberi wujud karakter. Di episode 6 sendiri wujud pendulumnya adalah gadis berusia 6 tahun yang blasteran dan kikuk. Haha, ada - ada saja si Koume ini. Dan terakhir Nono Natsume-ya. Dia sangat pemalu banget. Sulit berbicara dengan orang asing, apalagi cowok. Tapi setahu saya di anime ini enggak ada cowoknya. Untungnya teman-temannya di Natsume-ya sangat baik kepadanya. Tadinya dia ini selalu ikut Mbaknya yang sekaligus jadi gurunya. Tapi berkat Chiya, Kon, dan Koume. Nono jadi mulai terbuka. Nono sendiri sebenarnya tidak bisa meramal, tapi dia punya Matsuko-san. Sebuah boneka cewek yang mukanya menyeramkan. Tapi dia selalu menemani dan membantu Nono. Malah dialah metode meramalnya. Kalau ada apa - apa, dia selalu bertanya pada Matsuko. Selain di atas, ada Bu Nina, Ketua Saku (pengawas distrik 10), dan para bawahannya, Ooshima juga Shiozawa.

Art
J.C. Staff bisa saja ambil animenya. Padahal menurut saya anime ini enggak begitu populer. Tapi enggak tahu sih di Jepang sana. Tapi saya akui karakternya memang dibuat dengan sangat baik. Animasi dan penggambaran latar belakang enggak terlalu “wah”, tapi enak dipandang dan menarik. Ini semua berkat keimutan karakter di dalamnya.

Ost
Lagu Pembuka: Yumeji Labyrinth 「夢路らびりんす」 oleh Labyrinth 「らびりんず」 [Chiya (Sayaka Harada), Kon (Kaede Hondo), Koume (Yurika Kubo), Nono (Haruka Yoshimura)] dan Lagu Penutup: go to Romance>>>>> oleh Luce Twinkle Wink☆. Untuk lagu pembuka sendiri saya sudah lihat MV-nya. Keren, lo. Yang nyanyi para seiyuunya. Dan gara - gara lihat seiyuunya, saya jadi suka sama Koume Yukimi. Suara makin imut kalau sambil lihat Mbak Yurika Kubo. Kebetulan dia juga menyuarakan Hanayo di Love Live generasi pertama. Ngomongin soal seiyuu, yang menyuarakan Chiya ini seiyuu yang tergolong baru, lo. Namanya Sayaka Harada. Debutnya di Getsuyoubi no Tawawa sebagai Ai-chan. Sebagai pemula, menurut saya Mbak Sayaka melakukannya dengan sangay baik. Apalagi suara Chiya yang terdengar imut. Saya jadi pengin dengar suaranya lagi di anime lainnya di masa depan. 

Overall

Jalan Cerita : 7.5 / 10
Karakter : 9 / 10
Art : 8 / 10
Ost : 8 / 10
Urara Meirochou : 8 / 10

Alasan saya nonton anime ini adalah genre kesehariannya. Saya suka sekali dengan anime bergenre keseharian atau biasa disebut Slice of Life. Di mana setiap episodenya sangat santai dan enggak bosan dilihat. Contoh Non Non Biyori. Sampai sekarang entah berapa kali saya tonton ulang itu anime. Huehehe. Kalau misalkan ceritanya agak serius, anggap saja itu bonusnya. Biasanya anime keseharian ini ada bumbu - bumbu dramanya. Tapi enggak begitu berat dan tetap enak untuk diikuti. 

Next

Related


EmoticonEmoticon