March 24, 2018

[Review Anime] Stella Jogakuin Koutou-ka C³-bu


Berangkat dengan ekspektasi tinggi selepas nonton “Girlz und Panzer”, saya menonton Stella Jogakuin Koutou-ka C³-bu dengan harapan bisa melihat badass Rambo yang tembak-tembakan sambil ngedrift. Ternyata yang ada malah konflik depressing yang membuat sesak dada. Stella Jogakuin Koutou-ka C³-bu adalah anime tentang klub Airsoft Gun (ASG) yang biasanya identik dengan mainan pria dewasa. Resep yang dipakai nyaris sama dengan Girlz und Panzer 2. Saya sangat suka GnP, dan membuat saya memberi ekpektasi lebih di Stella. 

Judul : Stella Jogakuin Koutou-ka C³-bu
Tanggal Rilis : 5 Juli 2013
Episode : 13
Durasi : 24 Menit per Eps
Genre : Military, School, Sports
Sumber Cerita : Manga
Studio : Gainax

Sinopsis

Memulai babak baru kehidupannya di Akademi Stella tingkat SMA, Yamato Yura berharap bisa mengubah dirinya yang pendiam dan penakut. Namun, ternyata hal tersebut lebih sulit dilakukan daripada yang dia sangka. Bahkan sejak hari pertama, orang - orang di sekitarnya sudah langsung menjauh darinya. Hanya setelah tanpa sengaja bertemu klub survival game C3-bu, dan kemudian diundang oleh teman sekamarnya di asrama, Kashima Sonora, Yura akhirnya menemukan tempat di mana dia bisa bergembira dan tertawa lepas.

Jalan Cerita
Sebagai sebuah cerita, anime ini sebenarnya sudah lengkap. Dari pertemuan pertama Yura dengan C3-bu yang menggelikan hingga klimaks yang menggugah kemudian, anime ini bisa dikatakan telah memiliki semua yang dibutuhkan untuk menciptakan jalan cerita yang utuh dan menarik sekaligus. Namun, sejalan dengan yang dibahas seputar karakter Yura di bawah, caranya dalam bercerita bukan termasuk yang paling halus. Ada saat - saat ketika anime ini terasa agak memaksakan sesuatu terjadi hanya agar dapat berlanjut ke tahapan cerita berikutnya, seperti sewaktu Yura mendadak marah untuk menimbulkan konflik dengan anggota C3-bu yang lain, sementara juga ada saat ketika anime ini justru terasa berjalan terlalu lambat, berlama-lama membicarakan sesuatu yang sudah begitu jelas. Karena mengangkat topik yang terbilang cukup ringan, dan juga karena dengan pandai menyelipkan di dalam cerita beberapa informasi seputar survival game, kemungkinan besar penonton tidak akan sampai terganggu oleh kekurangan tersebut, tetapi anime ini seharusnya masih bisa lebih baik.

Karakter
Meski secara garis besar tetap bisa dimengerti, pengembangan karakter Yura terkesan agak terburu-buru sehingga seolah ada bagian yang hilang di tengah-tengahnya. Terkadang pertumbuhannya terjadi begitu mendadak, seperti ketika dia yang semula pendiam hanya dalam waktu semalam tiba - tiba saja menjadi penuh semangat, atau terkadang pula reaksinya terhadap suatu hal terasa keliru, seperti ketika dia menanggapi insiden yang terjadi di Turnamen 24 Jam antara dirinya dan Rin malah dengan kemarahan dan kekecewaan terhadap rekan-rekannya di C3-bu. Hal ini semakin kentara karena tokoh - tokoh lain juga tidak membantu dalam mendefinisikan Yura. Honoka, Karira, Rento, dan Yachiyo, meski dengan frekuensi penampilan mereka yang layaknya tokoh - tokoh utama, ternyata lebih banyak berfungsi seperti para figuran yang cuma memeriahkan suasana, sedangkan Sonora dan Rin, meski berperan sebagai semacam mentor bagi Yura, kenyataannya mereka terasa terlalu jauh dan tertutup untuk dapat meinggalkan efek kepada Yura. Dengan kata lain, karakter Yura sepertinya dimaksudkan agar berkembang melalui proses pembelajaran oleh dirinya sendiri, tetapi sayangnya proses tersebut kemudian tidak dipaparkan secara lengkap.

Art
Secara keseluruhan, tidak ada masalah dengan visual anime ini. Baik ketika sedang bermain survival game maupun dalam aktivitas lainnya. Animasi yang disajikan cukup bagus, dan sebagian besar voice-acting para tokohnya juga dilakukan dengan sangat baik, Hanya saja sesekali tampak kesalahan pada sinkronisasi gerakan mulut para tokohnya. Dan juga ada yang aneh dengan voice-acting tokoh Rento secara khusus. Entah apakah karena caranya mengisi suara Rento yang tidak tepat ataukah karena penulisan dialognya yang sejak awal keliru, emosi di dalam suaranya hampir selalu tidak ada. Dia terdengar begitu datar, bahkan ketika dia diperlihatkan seharusnya sedang menangis tersedu-sedu.

Ost
Saya kaget saat adegan battle pertama, OST nya bukanlah lagu rock yang menambah semangat membakar jiwa memanaskan raga, tapi justru malah Jazz lounge yang unik dan intens. Sebagai penikmat musik saya suka sekali tipe lagu seperti ini, tapi apakah ini cocok sebagai lagu pendamping adegan tembak-tembakan ala John McClane dengan aviator glasses dan M192 sambil teriak “YIPPIE KIYAY MOTHERFCUKER!!” ditambah salto ala gaijin oleh seorang blonde JK? Not that much…

Overall
Jalan Cerita : 7 / 10
Karakter : 7 / 10
Art : 7.5 / 10
Ost : 8 / 10
Stella Jogakuin Koutou-ka C³-bu : 7.4 / 10

Anime ini tidak sempurna. Dari cara bercerita yang terkesan agak terburu-buru hingga voice-acting yang terdengar datar tanpa emosi. Namun, elemen - elemen lain dengan kualitas yang cukup baik masih jauh lebih mendominasi, sehingga tidak sulit untuk segera mengabaikan semua kekurangan tersebut. Sebagai satu karya yang utuh, anime ini tetap menarik untuk ditonton.


Next

Related

1 komentar


EmoticonEmoticon